Rusli Bintang, Saya dan Shalat Subuh

Nurlis E. Meuko
Saat ini saya hampir terbiasa shalat subuh. Ini lompatan kehidupan yang luar biasa bersama Rusli Bintang.
Nurlis E. Meuko, The Atjeh Post

RUSLI BINTANG

Ini secuil cerita bagaimana pengalaman hidup saya bersama Rusli Bintang, putra Aceh Besar yang dikenal sebagai seorang tokoh pendidikan.

Rusli Bintang telah mendirikan beberapa kampus di berbagai provinsi di Indonesia, antara lain: Universitas Abulyatama di Aceh, Universitas Malahayati di Bandar Lampung, Universitas Batam di Batam dan Institut Kesehatan Indonesia di Jakarta.

Dan dalam waktu dekat Rusli Bintang berencana untuk membangun tiga kampus lagi, masing-masing di Banten, Jambi, dan Kalimantan.

Nah, untuk rencana yang terakhir ini beliau berpikir perlu melakukan peninjauan ke sejumlah universitas terkemuka di Eropa, alasannya, konsep universitas yang sebentar lagi akan dibangunnya tak boleh sama dengan universitas-universitas yang telah lebih dahulu dia dirikan. Maka berangkatlah kami ke Eropa.

Rusli Bintang, foto The Atjeh Post

MIMPI & BASAH

Saya pernah tidur sekamar dengannya selama tiga malam berturut-turut ketika kami di Rotterdam, Belanda.

Di malam pertama, saya bermimpi terperangkap dalam hujan deras dan basah kuyub hingga saya terjaga dari tidur lelap.

Kon ka beudoh, ka suboh. Nyoe mate lam teungeut langsong lam nuraka kah nyan. Ka seumbahyang, bek hana ubah-ubah kah sidroe keuh. Hek ku peugo hana ka beudoh-beudoh (Bangun, sudah subuh. Kalau kau mati saat tidur ini langsung masuk neraka. Kau sembahyang, nggak berubah-ubah kau ini. Capek aku bangunkan, nggak bangun-bangun kau),” kata Rusli Bintang.

Di tangannya ada gelas yang sudah kosong. Ternyata, soal hujan memang saya bermimpi, namun tentang basah kuyub itu kenyataan. Saya disiramnya agar bangun untuk menunaikan shalat subuh.

Ka lagee lam pesantren lon seutot droneuh nyoe lagoe Bang? (Saya ikut abang sekarang ini sudah seperti hidup di pesantren).” Saya bicara sambil bangun dan ngeloyor ke kamar mandi mengambil wudhu untuk shalat subuh.

DUA MALAM BERIKUTNYA

Malam kedua, saya bermimpi hanyut dalam sungai hingga gelagapan dan terjaga. Ketika membuka mata, ya saya menemukan Bang Rusli, di tanganya ada gelas yang airnya tinggal setengah. Saya nggak bertanya apa-apa lagi, langsung ke kamar mandi, dan ambil wudhu lalu shalat subuh.

Malam ketiga, saya mimpi Bang Rusli menyiram saya dengan air. Dan ini sesuai dengan kenyataan, saya langsung bangun ke kamar mandi, ambil wudhu dan shalat subuh. Saya meliriknya, dia hanya tersenyum saja.

Sekarang, hampir setiap subuh telepon genggam saya selalu berdering. Siapa lagi kalau bukan Bang Rusli yang bertelepon. “Ka lheueh ka seumbahyang suboh?. Kei jeut ka peungeut, tapi Allah yang kalon kah nyan beuh (Sudah shalat subuh? Aku bisa kau tipu, tapi Allah bisa melihatmu di situ ya),” katanya di ujung telepon.

ABUL YATAMA

Bayangkan, di suatu malam saya sedang asyik dalam sebuah klub malam, tiba-tiba telepon berdering. Tentu saja saya langsung cabut dari tempat itu dan mencari masjid untuk shalat subuh. “Hana ka taubat-taubat lagoe kah (Nggak pernah kau taubat-taubat ya),” katanya.

Nurlis E. Meuko

Saat ini saya hampir terbiasa shalat subuh. Ini lompatan kehidupan yang luar biasa bersama Rusli Bintang.

Pada dirinya memang penuh kasih sayang. Seperti kita melihat dia menyayangi anak-anak yatim yang menyapanya “Ayah”.

BACA JUGA:  Lembaga Seni di Aceh: Bagusnya Diurus Siapa?