Demi Bisa Konser, Made In Made Malah Membayar

Setelah mood menonton hilang akibat terlalu banyak penampilan pembukaan, satu jam kemudian band Made in Made muncul keatas panggung.

Tidak memulai dengan lagu yang segar, vokalisnya Made, malah membuka konser dengan berpidato.

Made mengungkap kekecewaannya.

Bukannya senang, dia justru menyayangkan konser band yang dia pimpin ini diselenggarakan oleh pihak Hotel Hermes. Made mengatakan, “Seharusnya pemerintah Acehlah yang membuatkan acara konser ini, bukan hotel Hermes.”

Dalam pidatonya itu, Made juga membocorkan bahwa semua pengisi acara ini adalah volunteer. Ini artinya bahwa mereka tampil tanpa mendapat imbalan sepeserpun.

Sangat disayangkan memang. Karena untuk persiapan hingga penampilannya para penampil terpaksa harus membayar sendiri biayanya.

Selain 4 personil bandnya, Made juga memboyong sekitar 30 orang teman-temannya dari komunitas lain untuk jadi pembuka acaranya. Mereka terdiri dari kru, MC, penari, penyanyi, pelawak, pedebus, pemusik tradisi, breakdancer, beatboxer, yang tentu butuh biaya untuk latihan, sewa busana, sewa make up dan lain-lain.

Ironisnya, pihak penyelenggaranya menjual tiket untuk konser ini.

Ada sekitar 200 orang yang datang pada Sabtu malam, 22 Oktober 2022 ke Hotel Hermes untuk acara konser ‘Sound of Nanggroe Made in Made’.

Mereka membeli tiket seharga 250 ribu dan 125 ribu untuk menikmati penampilan seniman yang tidak dibayar jerih payahnya.

Membuka acara, MC Emil memberi pengantar dan menjanjikan bahwa Made In Made akan memberi pertunjukan terbaik malam ini. Sayangnya janji itu tidak terbukti.

Made tampil ala kadar. Mimik wajahnya datar. Tanpa aksi panggung yang heroik seperti penampilan-penampilan sebelumnya.

Personil band yang nama-namanya tidak dia perkenalkan juga nampak seperti orang yang baru belajar musik. Padahal grup ini sudah terbentuk lebih dari 10 tahun lalu.

Dari sekian banyak lagu yang dimainkan, hanya cover lagu ‘Tanoh Lon Sayang’ yang diapresiasi penonton, sedangkan lagu-lagu lain yang diciptakan sendiri oleh Made kurang mendapat sambutan.

Made juga nampak kecapekan. Staminanya tidak cukup untuk tampil lebih dari dua lagu.

Malah ditengah penampilan mendadak Made memanggil seorang anak perempuan untuk membacakan puisi supaya dia bisa beristirahat menyanyi.

Setelah acara berakhir, salah satu teman yang ikut menonton mengaku bahwa dia lebih puas menyaksikan kontes musik pelajar di Taman Budaya Aceh daripada konser band Made in Made di hotel berbintang.

BACA JUGA:  Saleum