Tips untuk pemain genderang Aceh yang kepingin bergabung dengan sebuah band yang ada drummer-nya.

Tips Pertama: Urungkan niat kamu! Alasannya, genderang Aceh sama dengan drumset. Dengan bergabungnya kamu, maka ‘time keeper’ akan menjadi dua orang. Ini ibarat kapal dengan dua nakhoda. Jalan keluarnya, bentuklah band baru dengan kamu dan genderangmu sebagai pengganti pemain drumset, atau minta drummernya untuk memainkan rapai seperti band Kande.

Tips Kedua: Kalau kamu tetap ingin bergabung, pertimbangkan saran-saran di bawah ini.

Sinkronkan Tempomu dengan Tempo Pemain Drum

Hal yang paling sering terjadi adalah tidak sinkronnya tempo antara drum dan genderang. Untuk sesama perkusi, ketimpangan tempo akan sangat jelas terdengar. Ini karena perkusi memiliki attack (awal suara) yang tajam, berbeda dengan alat gesek yang memiliki attack yang tumpul sehingga tidak begitu terasa bila temponya lelet.

Sesuaikan Tuning Genderang dengan Kick & Tom-Tom

Memangnya perkusi bisa ‘fals’ juga ya? Jawabannya IYA. Jadi hindari interval semitone antara membran kiri & kanan genderang dengan kick dan semua tom-tom drum. Gunakan interval apapun selain semitone.

Dinamik

Seimbangkan dinamik permainanmu dengan drummer. Jika kamu manggung, operator sound system hanya bisa menyeimbangkan volume output, tapi tidak dengan dinamika permainanmu. Sering-seringlah berlatih berdua dengan drummermu.

Konteks

Kalau kamu ingin menampilkan suasana ‘musik tradisi Aceh’ dengan sebuah genderangmu saja, maka usahamu akan sia-sia. Timbre dari drumset akan sangat mendominasi asosiasi kearah musik pop, rock atau jazz apalagi ditambah dengan gitar dan bass. Sayangnya Aceh tidak memiliki rhythm yang spesifik seperti musik latin. Jadi untuk menimbulkan asosiasi musik tradisi Aceh dengan hanya menggunakan perkusi, maka kamu harus menggunakan rapai dalam jumlah banyak karena itulah salah satu ciri musik Aceh. Kamu tidak bisa mengandalkan sebuah genderang saja.

Selamat Berlatih!

BACA JUGA:  Musikalisasi Puisi dan Tanda-Tanda Kegagalannya